Blog ini akan memberikan satu ilustrasi atau pengetahuan tentang Perang Elektronika bagi para semua bloger tidak hanya instansi militer saja sebagai mayoritas pengguna dan yang lebih berperan dalam kegiatan perang tersebut. Tetapi akan menjadi masukan yang sangat bermanfaat bagi sipilian individual yang saat ini sedang atau akan lebih mempelajarinya secara dalam.....let's do it....learn more than you need.....



Senin, 12 Oktober 2009

PERANG ELEKTRONIKA DI LEMBAH BEKAA

Juni 1982, Heyl ha’Avir ( AU Israel ) meraih kemenangan besar melawan AU Suriah ( SAF ) di Lembah Bekaa. Keunggulan pe-rangkat elektronika bicara ba-nyak dalam hal ini.

Lebanon. Sebelum perang sipil berkecamuk tahun 1970, negeri ini disebut sebagai Paris-nya Timur Tengah. Ketentramannya- pun disejajarkan dengan Swiss. Namun dalam dekade berikutnya, Lebanon tak lebih sebuah wila-yah strategis bagi konflik perbatasan antara kekuatan tempur Israel melawan Angakatan Bersenjata (AB) Suriah. Dapat dime-ngerti, negeri ini berbatasan langsung dengan dua negara dimaksud. Ke Timur dengan Suriah, ke Selatan dengan Israel. Fokus dalam uraian berikut, tidak me-ngupas soal kusut yang menyebabkan pertikaian Israel – Suriah.

Melainkan sebuah petikan berharga dari pentingnya penguasaan teknologi elektonika canggih dalam upaya mencuri kemenangan hingga mampu membumihanguskan kekuatan musuh. Pada Juni itu, antara tanggal enam hingga sebelas, Israel Defence Force/Air Force ( IDF/AF) melancarkan taktik pepe-rangan beberapa langkah lebih maju dari apa yang diperkirakan AB Suriah. Batere-batere SAM ( rudal darat ke udara) yang di-sembunyikan b AU Suriah guna merontokkan setiap lintasan pe-sawat-pesawat tempur Heyl ha-’Avir di sepanjang langit lembah Bekaa, ibarat senjata buta saja dibuatnya. Padahal, tak dapat di-sangkal, SAM merupakan ancaman mematikan bagi para penerbang tempur, utamanya pada era itu.

Pengamanan Yom Kippur

Perang Yom Kippur Oktober 1973 menyisakan pengalaman pahit bagi Israel. Empat puluh pesawat pembom-tempur dan serang darat ( McDonnel F4E Phantom dan Douglas A-4 Skyhawk) rontok sia-sia hanya dalam 48 jam pertama peperangan akibat sengatan rudal-rudal SAM Soviet yang dimiliki Mesir dan Suriah. Kejadian buru ini mendorong pemikiran Menteri Pertahanan Israel ( saat itu ) Ariel Sharon dan Kepala Staf IDF/AF Raphael Eitan, merancang sebuah strategi baru. Bahwa kunci untuk mematikan SAM, adalah harus membuat keliru terlebih dahulu mata radar rudal-rudal darat ke udara itu. Sementara di lain pihak, menjelang kulminasi pertempuran pada Juni 1982, Militer Suriah sudah mulai menggeser 19 batere SAM andal-annya. Meliputi 15 batere SA-6, dua pasang SA-2, dan SA-3 ke sepanjang wilayah 120 mil Lembah Bekaa yang membentang dari Rayak hingga dataran tinggi Golan, antara Gunung Hermon hingga ke Selatan di Zahla. Ke-giatan ini dilakukan pada musim semi 1981.

Kekuatan SAM

SA-6 Gainful merupakan rudal bergerak darat ke udara dua tingkat berkemampuan menyerang pesawat-pesawat dalam ketinggian rendah dibawah 12 Mil. Namun, jarak jangkauan extend-nya bisa mencapai 18 mil, masih efektif guna melumat sasaran lebih tinggi. Setiap baterai SA-8 mempunyai empat launcher di-lengkapi radar menjejak Long Track dan radar kontrol pe-nembakkan strait Flush. De-ngan panjang rudal 20 kaki serta hulu ledak 165 pon, Gainful mampu melesat dengan kecepat-an mendekati Mach 3. SA-2 Guideline atau V-75 SM dalam kode Soviet, adalah rudal berpenuntun radio untuk menghancurkan pesawat ( target ) berketinggian 25 – 30 mil di atas permukaan bumi. Setiap situs SA-2 memuat enam peluncur dilengkapi generator, radar peringatan dini Spoon rest, radar penjejak Fan Song, dan radar akuisisi Squint Eye. Dengan panjang 27 kaki serta hulu ledak seberat 288 pon, rudal yang pernah dimiliki TNI AU ini ditakuti karena mampu melesat hingga Mach 3,5 dengan ketinggian maksimum 60.000 kaki.

Sementara SA-3 Goa, rudal bergerak dengan panjang 20 kaki dilengkapi radar kontrol tembak Low Blow dan radar akuisisi Flat Face. Goa yang dikenal sangat ampuh memakan target ketinggian rendah, memiliki jangkauan 15 mil, kecepatan di atas Mach 2, serta mampu mencapai ketinggian 40.000 kaki. Belum beres sampai di situ, semua baterai rudal SAM Suriah ini masih di-lindungi pula oleh rudal panggul pencari panas SA-7 Strela dan artileri anti pesawat (AAA). Betul-betul payung rudal yang kokoh.

Menggunakan UAV

Lalu, apa yang dilakukan IDF/AF dalam hal ini. Israel melalui Israel Aircraft Industries (IAI) segera membuat UAV (unman-ned arial vehicle, wahana terbang tak berawak) berukuran mini Firebee, Scout, dan Tadirian Mastiff. Wahana-wahana ini di-tebar guna melakukan area scanning di wilayah Lembah Bekaa. Mulai dari lokasi SAM, frekuen-si yang digunakan oleh radar SAM, hingga rangkaian foto-foto perangkat pelindung SAM Suriah beserta semua kelengkapan daratnya mulai kamera dan sensor elektropis. Wahana UAV ditebar setiap hari oleh Heyl ha’Avir. Beberapa berhasil ditembak jatuh. Namun, kerugian masih sangat kecil bila diban-dingkan pengerahan pesawat berawak. Dari hasil kerja perangkat intelijen udara inilah IDF/AF berhasil membuat elektronika pengacau radar-radar musuh. Maka, Ope-ration Peace For Galilee pun segera disiapkan Heyl ha’Avir guna membersihkan wilayah Lembah Bekaa. Sembilan puluh pesawat tempur segera disiapkan. Kekuatan udara ini meliputi F-15 Eagle, F-16 Fighting Falcon (pendatang baru saat itu di IDF/AF, IAI Kfir Lion Cub) C-2, F-4E Phantom, dan A-4 Skyhawk. F-15 dan F-16 ditugaskan untuk melakukan perlindungan udara (air cover), sementara pesawat lainnya melakukan penyerangan rendah dari berbagai arah. Selain pesawat tempur, AU Israel juga masih menurunkan heli tempur AH-1 Cobra, heli gunship Hughes 500 MD, pesawat peringatan dini Grumman E-2C Hawkeye, serta pesawat penjammer Boeing 707 yang telah dimodifikasi. Dari perut pesawat ini dilepaskan sinyal-sinyal pengacau semua frekuensi radar dari jaringan komunikasi musuh.

Dijadikan umpan

Meski demikian, dalam drama penyerangannya, IDF/AF tidak langsung melakukan pemukulan menggunakan kekuatan utamanya. UAV-UAV yang telah di-lengkapi sinyal-sinyal baru terlebih dahulu ditebar sebagai umpan ( decoy ). Tujuannya guna memastikan, apakah semua sistem pengacau radar telah berfungsi dengan baik atau tidak. Hasilnya, sungguh luar biasa. Mata radar SAM Suriah menjadi gelap. UAV tertangkap sebagai pesawat tempur sungguhan. Suriahpun meluncurkan rudal-rudal SAM-nya tanpa makna. Pada titik waktu yang tepat, penyerangan baru dilaksanakan. Rudal-rudal udara ke darat AGM-65 Ma-verick, AGM-45 Shrike, dan rudal anti radar AGM-85 Standard, diluncurkan dari pesawat-pesa-wat Israel dari jarak yang jauh menuju baterai-baterai SAM. Dapat dibayangkan betapa kelaba-kannya Suriah menghadapi per-tempuran mengangetkan ini.

85 pesawat hancur

Tanggal 9 Juni, atau hari keempat, sebanyak 17 dan 19 baterai SAM Suriah berhasil diluncurkan. Sementara pasukan darat Israel berhasil masuk dan me-nguasai 25 mil wilayah Lembah Bekaa. Bom-bom cluster, flare, GBU-15, dimuntahkan dari pesa-wat serang darat demi menghambat peluncuran rudal panggul SA-7 dan arteleri anti pesawat.Pesawat tempur AU Suriah terdiri dari MiG-21 Fishbed, MiG-23 Flogger, Su-22 Fitter, segera melakukan perlawanan. Namun kembali, jalur komunikasi kontrol darat terhadap pilot-pilot Suriah berhasil dikacaukan oleh perangkat elektronik dari Boeing 707. Keunggulan elektronika ini menjadikan kekuatan dari udara Israel menguasai panggung pertempuran. Israel meraih kemenangan penuh. Menhan Ariel Sharon bangga dengan mengatakan strategi perang modern yang ia praktekkan dalam perang merupakan yang terhebat. Kenya-taannya memang demikian, IDF/AF berhasil memukul mundur kekuatan Suriah. Kekalahan dipihak Suriah sendiri di akui Menhannya (saat itu) Jenderal Musta-fa Tlas. Ia mengatakan kepada Presiden Havez Assad, “Syrian Air Force wast outclassed AU Suriah sudah ketinggalan. SAM sudah tidak banyak berguna”. Peperangan berakhir pada 11 Juni. Sebanyak 85 pesawat tempur AU diantaranya diraih melalui penerbang-penerbang Heyl ha’Avir. Enam diantaranya diraih melalui tembakan-tembakan kanon dalam pertempuran dog fight. Yang mengenaskan, AU Suriah tidak saja kehilangan trilyunan dollar akibat hilangnya pesawat-pesawat mereka. Namun juga nyawa-nyawa penerbangnya yang berjumlah setengah dari semua penerbang AU-nya. F-15 IDF/AF menggasak 40 pesawat, F-16 menghancurkan 44 pesawat, sementara satu lagi kemenangan (sebagai penutup perang) diraih oleh F-4E yang diterbangkan oleh Letkol Ben-Ami Peri dari Skadron 105. Ia menembak jatuh MiG-21 sekaligus menjadikan rekor lima kill dimana empat lain sebelumnya diciptakan tahun 1973.


GEM (Gel Elektromagnetik)